TANYA :
1. Siapakah yang menggoda Hawa? ular ataukah iblis (Kejadian 3:1)?
2. Allah berfirman jika manusia memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, mereka akan mati (Kejadian 2:16-17). tetapi Adam berumur panjang “Adam berumur 930 tahun, lalu ia mati (Kejadian 5:5).
3. Apakah yang dimaksud permusuhan abadi, ular dan manusia, apa yang dimaksud dengan keturunan perempuan (Kejadian 3:14-16) ?
KEJADIAN 3 MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
3:12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
3:20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
3:22 Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
-----------------------------------------------------------
1. Siapakah yang menggoda Hawa? ular ataukah iblis (Kejadian 3:1)?
JAWAB :
Ular dimunculkan sebagai manifestasi iblis yang menggoda Hawa sehingga akhirnya manusia terusir dari Taman Eden.
maka pengertiannya adalah iblis dalam wujud ular.
Iblis memakai ular (singular) dalam misinya menggoda Hawa (bukan Adam).
Iblis adalah musuh manusia yang paling pintar, terbukti Adam-Hawa jatuh kedalam dosa oleh bujukannya.
Kitab Kejadian mencatat :
- Iblis memakai ular (Kejadian 3:1).
- Iblis menyerang Hawa pada waktu Hawa sedang sendirian.
- Iblis tahu bahwa Hawa adalah titik yang lebih lemah dibanding dengan Adam karena Hawa tidak mendengar larangan makan buah secara langsung. Kej 2:16-17 dikatakan oleh Allah hanya kepada Adam karena pada saat itu Hawa belum diciptakan. Hawa lalu mendengar larangan itu dari Adam.
- Hawa berhasil meyakinkan Adam, dan mereka menjamah dan memakan buah yang dilarang Allah itu
- Murka Allah; mengusir manusia dari Taman Eden.
Hal ini diperkuat dengan :
Yohanes 8:44b
Ia (iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Wahyu 12:7-9 :
12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
12:8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
12:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Iblis adalah asal mula dosa di jagat raya, dan "bapa" dari dosa dan juga pembunuhan dan dusta. Iblis ini yang menjangkiti manusia dengan dosa.
Iblis menggunakan media ular untuk menghasut Hawa.
AKIBAT DOSA :
Sejak perbuatan dosa pertama oleh Adam dan Hawa, semua (seluruh umat manusia) telah jatuh ke dalam pola dosa dan menjadi fana, kehilangan kemuliaan Allah:
Roma 5:12.
"Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa." -
Roma 3:23.
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."
Sengsara/ kesusahan yang dialami manusia di dunia ini adalah akibat dosa-asal itu dimana manusia terusir dari taman Eden.
Kematian jasmani ini akibat dari dosa-asal Adam-Hawa
Adanya sakit-penyakit, sengsara juga akibat dari dosa-asal Adam-Hawa, perhatikan kutukan ini :
Kejadian 3:16-19
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
Debu akan kembali kepada debu --> Firman Allah ini menyatakan manusia akan mati (jasmani)
perhatikan kata "akan" artinya ada proses/waktu untuk menuju pada "kematian jasmani" ini. Adam dan Hawa dan manusia selanjutnya tunduk kepada kematian jasmaniah.
-------------------------------
2. Allah berfirman jika manusia memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, mereka akan mati (Kejadian 2:16-17). tetapi Adam berumur panjang “Adam berumur 930 tahun, lalu ia mati (Kejadian 5:5).
JAWAB :
Apakah yang dimaksud dengan mati?
Bahasa Indonesia sendiri mencatat makna beragam: hilang nyawa, tidak hidup lagi, padam, buntu, tidak digunakan, tidak bergerak, diam atau berhenti, tidak ada kegiatan.
* Kejadian 2:17,
"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
- UMÊ'ÊTS HADA'AT TOV VÂRÂ' LO' TO'KHAL MIMENU KÏ BEYOM 'AKHÂLKHA MIMENU MOT TÂMUT
Pohon pengetahuan Ue, 'ÊTS HADA'AT sebagai pusat pencobaan, tertanam pada jalan Adam yang menuju ke pohon hidup, yaitu meterai sakramental bagi kebahagiaan sempurna yang ditawarkan. Pastilah engkau mati MOT TAMUT, sekalipun tujuan yang benar dari pencobaan itu adalah hidup, namun hukum perjanjian Allah itu menempatkan Adam, seperti halnya dengan Israel di kemudian hari, di hadapan hidup dan kebaikan, maut dan kejahatan.
* Ulangan 30:15-18
15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,
- RE'ÊH NÂTATÏ LEFÂNEYKHA HAYOM 'ET-HAKHAYÏM VE'ET-HATOV VE'ET-HAMÂVET VE'ET-HÂRÂ'
16 karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.
- 'ASYER 'ÂNOKHÏ METSAVEKHA HAYOM LE'AHAVÂH 'ET-YEHOVÂH 'ELOHEYKHA LÂLEKHET BIDRÂKHÂV VELISYMOR MITSVOTÂV VEKHUQOTÂV UMISYPÂTÂV VEKHÂYÏTÂ VERÂVÏTÂ UVÊRAKHKHA YEHOVÂH 'ELOHEYKHA BÂ'ÂRETS 'ASYER-'ATÂH VÂ'-SYÂMÂH LERISYTÂH
17 Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya,
- VE'IM-YIFNEH LEVÂVKHA VELO' TISYMÂ' VENIDAKHTÂ VEHISYTAKHAVÏTÂ LÊ'LOHÏM 'AKHÊRÏM VA'AVADTÂM
18 maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."
- HIGADTÏ LÂKHEM HAYOM KÏ 'ÂVOD TO'VÊDUN LO'-TA'ARÏKHUN YÂMÏM 'AL-HÂ'ADÂMÂH 'ASYER 'ATÂH 'OVÊR 'ET-HAYARDÊN LÂVO' SYÂMÂH LERISYTÂH
* Kejadian 3:4,
"Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: 'Sekali-kali kamu tidak akan mati,'"
- VAYO'MER HANÂKHÂSY 'EL-HÂ'ISYÂH LO'-MOT TEMUTUN
Semula Iblis dalam wujud ular menantang penetapan-penetapan hukum perjanjian, yaitu kaidah Allah bagi hidup sekarang ini; sekarang ia mempertentangkan hukuman-hukumannya, yaitu penafsiran Allah tentang masa depan.
Semua manusia, yang percaya dan yang tidak percaya, akan mati. Akan tetapi, kata mati di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian.
Pasal-pasal Kejadian 2:1-3:24 mengajarkan bahwa kematian memasuki dunia karena dosa. Orang-tua pertama kita diciptakan dengan kemampuan untuk hidup selama-lamanya; ketika mereka tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian.
Adam dan Hawa tunduk kepada kematian jasmaniah. Allah telah menempatkan pohon kehidupan di tengah taman Eden agar dengan terus-menerus memakan buahnya umat manusia tidak akan pernah mati. Tetapi setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. Sekalipun mereka tidak mati secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah.
Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.
Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Di bagian lainnya, Alkitab mengajarkan bahwa terlepas dari Kristus, semua orang terasing dari Allah dan dari hidup di dalam-Nya; mereka mati secara rohani.
Akhirnya, kematian sebagai akibat dosa mencakup kematian kekal. Hidup kekal seharusnya menjadi akibat ketaatan Adam dan Hawa; sebaliknya, prinsip kematian kekal telah diberlakukan. Kematian kekal adalah hukuman dan pemisahan kekal dari Allah sebagai akibat ketidaktaatan, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.
Satu-satunya cara untuk lolos dari semua aspek kematian ini ialah melalui Yesus Kristus yang telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Dengan kematian-Nya Ia mendamaikan kita dengan Allah, sehingga memutarbalikkan pemisahan dan pengasingan rohani yang dihasilkan dosa. Oleh kebangkitan-Nya, Ia mengalahkan dan mematahkan kuasa Iblis, dosa, dan kematian jasmaniah. Umat Allah di Perjanjian Lama sudah bersaksi bahwa orang percaya tidak akan selamanya tinggal di dalam kubur.
Sekalipun orang percaya di dalam Kristus memiliki jaminan hidup kebangkitan, manusia masih harus mengalami kematian jasmaniah. Tetapi orang percaya menghadapi kematian dengan sikap yang berbeda dari orang tidak percaya.
Sekedar tambahan, bahwa orang yang belum mati tetapi akan mati pun disebut mati di dalam Alkitab, misalnya:
* Zakharia 11:9,
"Lalu aku berkata: 'Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!'"
- VÂ'OMAR LO' 'ER'EH 'ETKHEM HAMÊTÂH TÂMUT VEHANIKHKHEDET TIKÂKHÊD VEHANISY'ÂROT TO'KHALNÂH 'ISYÂH 'ET-BESAR RE'UTÂH
HAMÊTÂH TÂMUT, harfiah orang mati itu mati diterjemahkan "yang hendak mati, biarlah mati padahal yang disebut orang mati itu belum mati tetapi akan mati. Kehancuran suatu bangsa pun menggunakan kata Ibrani twm-MUT ini misalnya Amos 2:2 menulis bahwa Moab akan mati di dalam kegaduhan. Maka, makna mati di dalam Alkitab tidak semata-mata berhubungan dengan kematian fisik belaka.
Penjelasan lanjut :
KEMATIAN :
Allah menciptakan manusia berbeda dengan menciptakan binatang, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta dan isinya. Yang lain hanya diciptakan berdasarkan Firman-Nya dan menurut jenisnya saja, tetapi manusia diciptakan menurut gambar dan rupa dari Allah, oleh sebab itu tidak mungkin membawa benih kehancuran dan kematian. Jadi manusia secara natural diciptakan untuk tidak akan mati.
Tetapi tetapi kematian adalah akibat dosa. Selain itu, kematian bukanlah suatu hal yang natural, apalagi menyenangkan, tetapi hal yang menakutkan dan menggentarkan, karena ini adalah hukuman, penghakiman dan kutukan dari Allah atas dosa manusia (Rom. 1:32; 5:16; Gal. 3:13). Manusia tidak seharusnya mati. Manusia mati akibat pelanggarannya terhadap perintah Tuhan.
Tuhan sudah berkata: “Janganlah kau makan buah itu, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti mati” (Kej. 2:17). Ketika manusia melanggar firman Tuhan, dan memakan buah yang dilarang untuk dimakan itu, mereka berdosa. Alkitab mengatakan mereka pasti mati. Tetapi apakah mereka mati secara fisik, secara langsung? Tidak. Adam dan Hawa tidak langsung mati secara fisik. Tetapi Alkitab mengatakan, di dalam Kejadian 5, bahwa Adam, setelah berumur 930 tahun, lalu ia mati; Set berumur 912 tahun, lalu ia mati; Keturunan Adam yang paling panjang umurnya, Metusalah, berumur 969 tahun dan mati.
Filsuf Sokrates, ketika dia dihukum dan harus meminum cawan yang berisi racun, sebelum dia minum, dia bertanya apa yang akan terjadi, bagaimana proses racun itu bekerja? Racun itu bekerja dari kaki dan menjalar sampai ke jantung dan mati. Setelah minum, ia tidak langsung mati, ia bahkan sempat meminta teman-temannya yang hadir, menyaksikan Sokrates yang akan mati teman-temannya menangis, tetapi Sokrates meminta teman-temannya berhenti menangis. Ia kemudian jalan mondar-mandir, dan tatkala kakinya sudah mulai berat, dan tidak terasa ketika dicubit, ia mulai duduk dan berbaring. Tidak lama kemudian racun menuju jantung, dan akhirnya Socrates mati. Waktu Sokrates meminum racun itu, apakah dia langsung mati? Tidak. Tetapi dia berada di dalam proses menuju kematian. Dia sedang dying, sekarat, dalam proses kematian. Tatkala Adam dan Hawa memakan buah dari pohon itu, apakah mereka langsung mati? Tidak. Mereka berada dalam proses menuju kematian. Jadi mati adalah upah dosa, meskipun kematian fisik itu tidak langsung, tetapi dalam proses.
Ada pandangan dari ilmu pengetahuan yang mengatakan tidak demikian. Bahkan ada teori yang berkata manusia memang diciptakan fana, harus mati. Sebagaimana proses alam pada makhluk hidup yang lain, hewan dan tumbuh-tumbuhan, dari kecil, tumbuh menjadi besar, semakin tua, dan akhirnya mati; maka kematian manusia pun merupakan proses alam. Ini adalah hasil pengamatan manusia yang terbatas. Auguste Comte (1798-1857) , seorang filsuf positivis Perancis, yang sangat menekankan ilmu positif atau sains dan metode ilmiah, menyatakan bahwa paham positivisme yang menekankan sains itu tidak memadai karena tidak bisa memberikan kenyataan secara keseluruhan, sebab: pertama. kita sebagai manusia tidak mungkin mengetahui segala sesuatu. Yang diketahui manusia hanyalah yang diamati dan diteliti di sekitar kita. Kedua, selain itu yang kita amati hanyalah fenomena, gejala yang bisa berubah-ubah, bukan hakikat realitas yang sebenarnya.
Jadi pengetahuan manusia itu terbatas, relatif, dapat berubah dan dapat salah. Namun Allah, Sang Pencipta, yang mengetahui segala sesuatu dengan sempurna, menyampaikan kebenaran melalui Alkitab, Firman-Nya. Alkitab tidak memberitahukan dan tidak mengajarkan bahwa kematian itu natural, tetapi Alkitab memberitahukan dan mengajarkan bahwa manusia mati karena upah dari dosa.
KEMATIAN ROHANI :
Kematian yang pasti langsung terjadi setelah Adam dan Hawa berbuat dosa adalah kematian rohani. Ini yang dikatakan Kitab Kolose: ‘Kamu dahulu mati karena pelanggaran’ (Kol. 2:13, bandingkan Ef. 2:1).
Apakah jemaat di Kolose itu dulu mati secara fisik? Tidak, tetapi mereka mati dalam pengertian secara rohani.
Apa artinya mati secara rohani? Artinya adalah putus atau terlepas hubungannya dengan Allah.
Sebelumnya Adam datang kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan. Hal itu begitu indah. Tatkala itu Tuhan berfirman kepada dia untuk memelihara, membudidayakan Taman Eden. Adam mampu menjalankannya. Adam memberikan nama kepada semua binatang yang dibawa kepadanya. Tetapi tatkala Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, segala sesuatu berubah. Ketika Tuhan datang kepada mereka, mereka bersembunyi. Mereka mulai menutup dirinya. Mengapa? Saat itu bagi mereka, Allah bukan lagi Allah yang mengasihi dan mereka ingin bersekutu dengan-Nya. Pengalaman yang indah sebelumnya berubah sama sekali. Saat itu karena melanggar perintah Tuhan, Allah dilihat sebagai hakim yang akan menghakimi, sehingga mereka bersembunyi dan melarikan diri dari Allah.
Manusia putus hubungan dengan Allah adalah kematian manusia secara rohani. Alkitab mengatakan dengan jelas manusia bukan mencari Allah, tidak ada seorang pun yang mencari Allah (Rom. 3:10-12). Manusia melarikan diri dari Allah. Tatkala Allah mencari manusia, manusia bersembunyi, lari dari hadapan-Nya (Kej. 3:9-10). Tetapi karena ada seed of religious, ada benih religiositas, ada benih agama, manusia harus mencari. Dan manusia mencoba beribadah pada ’allah’ yang sesuai dengan keinginannya. Allah yang benarlah yang mencari manusia. Yang dicari oleh manusia bukanlah Allah yang benar, karena manusia terbatas, tidak mungkin mengenal Allah yang benar. "Agama" yang sejati adalah Allah yang menciptakan manusia, dan manusia harus beribadah kepada-Nya. Allahlah yang mencari manusia, bukan manusia yang mencari Allah. Dalam iman Kristiani Allah mencari manusia ini dengan hadirnya Yesus Kristus ini "kenosis" menjadi manusia dan melakukan misi untuk penyelamatan manusia.
KEMATIAN KEDUA
Pemisahan kekal dari Allah disebut Alkitab sebagai kematian yang kedua (Wahyu 2:11; 20:6, 14; 21:8 ). Itu adalah kematian yang menakutkan, penghukuman di neraka selama-lamanya. Kisah yang ditulis dalam Lukas 16:27-28 : Perhatikan orang yang di neraka itu berkata, “Aku meminta kepadamu, Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” Tidak ada orang di neraka yang bisa tolong-menolong, tidak ada yang bisa saling menemani dan saling menghiburkan. Alkitab mengatakan, di situ hanya ada: kesakitan, penderitaan, ratapan dan kertak gigi, tanpa penghiburan sama sekali selama-lamanya (Lukas 16:24, 28; Mat. 25:30). Hukuman Allah ini bersifat permanen.
Orang boleh saja berkata bahwa mati itu selesai. Iman Kristiani mengimani bahwa sesudah kematian, itu belum selesai. Manusia harus bertanggung jawab di hadapan Allah. Alkitab menyatakan bahwa manusia ditetapkan mati satu kali, setelah itu dihakimi (Ibrani 9:27). Jadi setelah mati, ada penghakiman dari Allah.
Setiap manusia telah berdosa kepada Allah. Sifat Allah yang Maha Suci itu tidak bisa bersatu dengan manusia yang berdosa, berapapun dosanya. Allah adalah Allah yang Mahabesar, sehingga setiap kita melanggar perintah-Nya, itu adalah dosa yang besar. Jadi dosa itu bukanlah dosa yang kecil, tetapi dosa besar dan layak masuk neraka. Selain itu, Allah adalah Allah yang adil, sehingga akan mengadili dengan adil, dan tidak mungkin bisa disuap. Allah juga adalah Allah yang Mahahadir dan Allah yang Mahatahu, jadi tidak mungkin manusia dapat bersembunyi dan berdebat.
Perhatikan, apasih yang dilakukan Adam dan Hawa : "melanggar larangan" dosa ini hanya baru 1 kali dilakukan, tetapi sudah cukup membuat Allah murka. Pelanggaran ini mengakibatkan manusia tidak lagi suci. Sedangkan Allah itu suci, Adam dan hawa walaupun 1 kali saja berbuat dosa, kejadian ini sudah membuat mereka "lepas" dari persekutuan dengan yang indah yang pernah ada di Taman Eden.
Disamping itu, ada yang sering disalahmengertikan, Allah adalah Allah yang kekal. Apa artinya kekal? Kekal artinya melampaui waktu, tidak di dalam waktu. Allah yang kekal adalah Allah yang tidak berubah. Sedangkan kita ada di dalam waktu. Kita hanya bisa berpikir dalam waktu, sehingga kita sering mengucapkan kata ’selama-lamanya’. Selama-lamanya itu ada lamanya, tetapi selama-lamanya itu ada di dalam waktu. Di dalam waktu, kita mengalami perubahan. Dulu saya gemuk, sekarang saya kurus. Dulu saya kecil, sekarang saya sudah dewasa. Dalam waktu seminggu, entah berapa banyak sel tubuh kita yang berubah. Ada perubahan, karena kita berada di dalam waktu.
Tetapi Allah adalah Allah yang kekal, tidak berada di dalam waktu. Maka tatkala manusia dihukum, maka hukumannya bersifat kekal, bersifat permanen. Dunia seringkali menjadikan hal yang menakutkan ini sebagai bahan guyonan supaya tidak terlihat menakutkan; Ini tipuan iblis. Tetapi Allah memberitahukan kita melalui Alkitab, bahwa hukuman itu bersifat kekal, kematian kedua itulah hukuman selama-lamanya.
Memang ada orang yang percaya akan adanya kelahiran kembali setelah kematian, lahir kembali menjadi apa yang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. Hukuman akibat dosa itu dianggap hanya sementara, masih ada kesempatan sampai dia mencapai kebebasan mutlak atau ketiadaan segala sesuatu. Ada agama yang berpandangan mirip demikian. Manusia bersalah, karenanya harus menjalani hukuman 1.000, 2.000 tahun, barulah akhirnya ke surga. Hukuman itu mungkin dikurangi masanya apabila orang tersebut menjalankan ibadah-ibadah tertentu, menjalankan perintah agamanya, akhirnya ia bisa mencapai surga. Kedua pandangan ini salah, karena tidak konsisten dengan pandangan bahwa Allah yang kekal itu, dan hukuman Allah itu kekal, permanen, tidak berubah.
-----------------------------------------
3. Apakah yang dimaksud permusuhan abadi ular dan manusia, apa yang dimaksud dengan keturunan perempuan (Kejadian 3:14-16) ?
JAWAB :
Akibat peristiwa ini ularpun mendapat kutukan, kemudian ada pengambaran bahwa akan ada permusuhan antara ular ini dengan keturunan perempuan itu. Ini adalah suatu "nubuat" akan datangnya Juru selamat/ Yesus Kristus.
Kejadian 3:15
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Dalam film “The Passion” diceritakan, Yesus di Getsemani menderita bersama BapaNya, bergumul untuk melanjutkan, memerangi kemanusiaanNya untuk bertekad melanjutkan rencana Mereka untuk menebus manusia. Saat Dia berlutut, iblis melepaskan seekor ular. Waktu Yesus menyatakan, “Meskipun demikian, bukan kehendakKu melainkan kehendak BapaKu,” dan berdiri, ular tersebut merayap ke arahNya. Dia mengangkat kakiNya dan menginjak kepalanya dengan tumitNya.
Adegan yang agak menyimpang dari cerita Alkitab itu, tetapi sangat kaya dalam pesan, adegan tersebut merupakan gambaran dari pemberitahuan Allah kepada manusia dalam Kejadian 3:15. Ayat ini merupakan isyarat pertama dari kabar baik mengenai Yesus Kristus. Meremukkan kepala ular. Teks asli tersebut ditulis dengan istilah singular maskulin (yang oleh kepercayaan Judaisme dan Kristiani dipercayai merujuk kepada Mesias) digambarkan tumit manusia serta kepala ular itu diremukkan (bruised). Tumit manusia dicederakan, dan kepala ular itu yang diremukkan.
Kejadian pasal 3 dengan jelas menuliskan sebab musabab kejatuhan manusia ke dalam dosa, dan dosa itu mengakibatkan pembenaran diri sendiri. Dosa telah merusak hubungan dengan orang lain. Sebagai buktinya adalah Adam mempersalahkan Hawa, Hawa mempersalahkan ular, dan semuanya ini bermula ketika iblis berdesis kepada Hawa, "Semua itu salahnya Tuhan!". Walaupun hanya sekali saja manusia itu diracuni oleh dosa yang mula2, Adam dan Hawa dan semua keturunannya dapat meniru ”tuan” mereka yang baru.
Ketika Adam mempersalahkan Hawa, Allah melihat dosa baru Adam, yang menonjolkan ke-aku-annya. Dan Allahpun melihat dosa baru Hawa yang melemparkan kesalahan dengan menunjuk bahwa ular itu yang membujuknya. Lucifer sendiri tidak dapat menyalahkan siapa siapa, kecuali menyalahkan dirinya sendiri atas kejatuhannya. Dan ia menjadi bapa dari segala yang jahat.
Jadi Allah tidak lagi bertanya oleh sebab apa, karena apa, mengapa ketapan Allah itu dilanggar dan terjadi perbuatan dosa. Kemudian Allah membuat suatu pernyataan: ular sebagai simbol iblis yang telah menyusup pada seekor ular dan menipu Hawa dikutuk, dan menyatakan adanya permusuhan antara ular (iblis) itu dengan keturunannya.
Sesuatu hal yang layak dicermati di ayat 15 ini adalah : Allah menyebut “keturunan perempuan”, bukan keturunan “laki-laki”; Padahal secara logika, lahirnya seorang bayi harus ada benih laki-laki dan benih perempuan.
Maka, ayat 15 itu merupakan nubuat. Nubuat ini berisikan permusuhan yang tidak ada habis-habisnya antara keturunan perempuan dengan keturunan ular itu. Sejarah manusia sudah dinubuatkan akan satu jalur yang ditetapkan oleh Allah bahwa permusuhan itu tidak akan habis-habis. Puncak peperangan yang dimaksud disini adalah peperangan rohani yang terjadi pada waktu Yesus disalib. Allah berkata, keturunanmu akan melukai tumit dari keturunan perempuan itu.
SIAPAKAH ANAK KETURUNAN PEREMPUAN ITU?
Dia bukan orang lain, bukan pendiri agama, bukan tokoh dalam mitos, bukan nabi, bukan rasul, tetapi Ia adalah Allah sendiri yang inkarnasi ke dalam dunia umat manusia. Yesus Kristus adalah satu-satunya benih perempuan yang dilahirkan oleh hanya perempuan saja (tanpa laki-laki).
Sejak bumi dan langit diciptakan, ada 4 macam orang yang berada di dunia :
- Pertama, lelaki tanpa ibu tanpa bapa.
- Kedua, perempuan tanpa ibu tanpa bapa.
- Ketiga, lelaki dan perempuan yang beribu dan berbapa.
- Keempat, seorang laki-laki yang tidak berbapa tetapi mempunyai ibu.
Dari empat macam orang ini, yang pertama hanya satu, yang kedua hanya satu, yang keempat hanya satu, yang ketiga, bermiliaran orang, tidak ada habis-habisnya.
Waktu Adam diciptakan oleh Tuhan Allah, tidak memakai bapa dan ibu. Waktu Hawa diciptakan juga tidak memakai bapa dan ibu. Adam tidak memakai benih wanita dan pria. Hawa diciptakan dengan tidak memakai wanita, tetapi keluar dari pria. Adam dan Hawa diciptakan demikian, tanpa bapak-ibu, karena mereka adalah sepasang manusia yang mula-mula.
Ketetapan reproduksi (Kejadian 1:28 ) adalah ketika wanita dan pria dalam persetubuhan yang menghasilkan begitu banyak keturunan laki-laki dan perempuan sepanjang sejarah manusia, ini merupakan metode ketiga. Tetapi satu-satunya metode yang dipakai Tuhan adalah seorang yang dilahirkan melalui seorang perempuan tanpa laki-laki. Yaitu lahirnya Yesus Kristus, inilah yang disebut benih perempuan atau keturunan perempuan.
Jikalau kita mengerti Allah adalah Yang Maha Kuasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia. Maka doktrin Allah yang benar mengakibatkan iman kepercayaan kepada segala sesuatu yang dilakukan oleh Allah yang tidak mungkin tidak benar.
Perhatikan Hawa diciptakan Allah dengan memakai laki-laki, tetapi Hawa bukan dilahirkan melainkan diciptakan. Ketika Kristus lahir ke bumi, memakai perempuan, tetapi tidak memakai laki-laki, Kristus ke bumi bukan diciptakan melainkan dilahirkan.
Di sinilah perbedaannya. Memakai pria untuk mengeluarkan wanita (Hawa), bukan kelahiran. Memakai wanita untuk melahirkan pria (Yesus), tetapi bukan penciptaan. Hawa adalah hasil cipta bukan lahir, Yesus lahir bukan cipta. Hawa keluar (dari laki-laki) bukan lahir, sedangkan Yesus lahir bukan keluar.
Inilah cara-cara kebijaksanaan Tuhan sendiri yang melampaui segala kebijaksanaan dan marifat manusia. Melampaui logika dan epistemologi manusia. Allah telah memberikan pengharapan kepada manusia, satu-satunya pengharapan, yaitu Yesus Kristus turun ke dalam dunia.
Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria, bukan ciptaan. Ia datang dengan membawa hidup sorgawi ke dalam dunia dan Yesus adalah satu-satunya yang disebut sebagai benih perempuan, keturunan wanita. Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria tanpa mewarisi dosa asal. Ia berasal dari Bapa yang suci, sehingga dalam nubuat yang disampaikan malaikat Gibrael, "The Holy One of God/Yang Suci dari Allah." Istilah ini sering dipakai khususnya dalam kitab Yesaya. Bukan dalam bentuk jamak, melainkan tunggal, hanya satu. Satu-satunya yang kudus dari Allah, yaitu Yesus Kristus, datang ke dalam dunia.
Lukas 1:26-35, di mana di situ diceritakan dengan tepat bagaimana benih wanita itu masuk ke dalam tubuh jasmaniNya tanpa melalui perantaraan seorang manusia laki-laki :
“Dan dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia YESUS. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah.”
BAGAIMANAKAH YESUS MEREMUKKAN IBLIS?
Yesus adalah satu-satunya manusia yang tanpa dosa, dalam beberapa pernyataanNya Iapun mengampuni dosa dan mengajarkan implikasi Taurat yang sebenarnya. Para ahli Taurat yang menganggap dirinya lebih mengerti Taurat, menuduh Yesus menghujat Allah, berdasarkan ayat kitab suci dari Musa. Mereka menuduh Yesus Kristus dengan bermacam-macam tuduhan. Dalam situasi seperti ini Yesus pun tidak terganggu dalam perjalanannya mengajarkan Injil/ Kabar Baik
Cara peperangan Yesus Kristus tidak memakai nafsu emosi, senjata, melainkan dengan kekuatan rohani, ketaatan kepada Allah dan menunggu sampai saat terakhir Tuhan bekerja. Inilah peperangan rohani yang belum pernah terjadi sebelum ini, memasuki suatu era baru dalam sejarah di mana kasih mengalahkan dendam, perdamaian mengalahkan permusuhan.
Yesus Kristus menyelesaikan puncak peperangan itu di atas kayu salib dengan baik,
Ia bukan berperang membela kesejahteraanNya sendiri. Waktu kesejahteraanNya dirampas habis, kesehatanNya sudah terancam, hidupNya sudah dirusakkan, tubuhNya sudah ditusuk, darahNya sudah dialirkan, dan Ia mati diatas kayu salib.
Itulah sebabnya di kayu salib Yesus mengatakan “Sudah selesai” atau “genaplah”atau “sudah terlaksana” dalam bahasa aslinya ditulis dengan “tetelestai” dari kata "telos", yakni akhir yang merangkum perjalanan dari awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani (Yohanes 19:30). Aku sudah menyempurnakan, Aku sudah sukses, menang dan menggenapi rencana Allah dimana anak keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular."
Iblis tidak mempunyai cara lagi waktu melihat akhirnya Yesus harus mati seperti itu.
Di situ ia harus mengatakan, "Celaka Dia mati sedemikian rupa sehingga saya tidak mempunyai kemungkinan satu persen pun untuk mencapai kemenangan." Karena kemenangan peperangan rohani justru tidak dicapai melalui cara kemenangan manusia tetapi melalui dalil-dalil rohani, dimana manusia berhenti bergolak, berhenti bergumul, di sana baru kuasa Allah sungguh-sungguh tercurah.
Peperangan yang dimaksud ini tentu saja tidak dapat diterima oleh akal, , bagaimana kematian satu orang dianggap sebagai penebusan kepada seluruh umat manusia. Dan ajaran-ajaran non-Kristiani menyangkali hal tersebut.
ALLAH MENAWARKAN KEHIDUPAN YANG KEKAL
Allah sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian, yaitu dengan sistem penggantian atau substitusi. Setelah manusia berdosa, dijalankan sistem penggantian. Setelah Adam berdosa di hadapan Allah, Allah menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama binatang yang dibunuh untuk pakaian Adam dan Hawa, kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Tetapi sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah Bapa menentukan Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa dengan memakukan surat dakwaan, surat hutang itu di kayu salib (Roma 3:25; Kolose 2:14-15). Itu cara yang Allah tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Allah, harus Allah yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib - yang menggantikan.
Apakah itu adil? Bukankah Allah adalah Allah yang adil, yang salah yang dihukum, yang tidak bersalah dibebaskan? Mengapa Kristus yang tidak bersalah dihukum, dijadikan berdosa, dan kita yang bersalah di dalam Dia dibenarkan? Kalau demikian, apakah ada keadilan Allah? Ada. Yang salah tetap dihukum, tetapi Allah menggunakan sistem substitusi atau sistem penggantian. Dan sistem penggantian adalah satu-satunya cara yang Allah tentukan. Kalau begitu, apakah Kristus Yesus dipaksa? Tidak. Dia rela. Dia mau. “Aku datang untuk menjalankan kehendak-Mu, Aku datang untuk memberikan nyawa-Ku bagi tebusan untuk banyak orang.” (Ibr. 10:7; Mat. 20:28 ). Dia tahu apa yang dilakukan-Nya. Ia jalankan itu di dalam kerelaan, jadi tidak ada pemaksaan.
Apakah satu orang bisa menggantikan seluruh dunia? Ya, karena beda secara kualitas. Tuhan Yesus adalah manusia sejati dan Allah yang sejati. Manusia tidak bisa menjadi Allah, tetapi Allah bisa menjelma menjadi manusia. Kita percaya Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, untuk membayar harga, menebus kita, membeli kita ulang. Apa pantas? Ya, karena Dia Allah, kualitasnya lain. Di Indonesia misalnya, beras bisa ditukar dengan pesawat terbang. Di sini kita bicara tentang kualitas. Satu pesawat terbang bisa ditukar menjadi butiran beras yang tak terhitung. Kristus adalah Allah yang sejati, maka Dia bisa menggantikan semua manusia yang berdosa. Hal ini Dia lakukan melalui kematian-Nya di kayu salib. Sesungguhnya penderitaan Kristus tidak dimulai di Taman Getsemani, tetapi tatkala Dia menjadi manusia. Dia lahir di kandang domba; Kristus sudah mulai menderita, sebab Ia adalah Allah yang tidak terbatas menjadi terbatas, Allah yang mulia menjadi hina. Seumur hidup-Nya, Dia dikatakan sebagai “the man of sorrow”, manusia yang menderita. Serigala punya lubang, burung punya sarang, tetapi Dia, Anak Manusia, tidak ada tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Luk. 9:58 ). Dia Pencipta alam semesta, tapi tatkala Dia datang pada alam ciptaan-Nya, dunia, bahkan umat pilihan-Nya, yaitu bangsa Israel menolak Dia (Yoh. 1:10-11). Dia mengalami sengsara, dan puncaknya adalah di kayu salib. Penderitaan-Nya bisa menggantikan.
Lukas mencatat bahwa pada malam Dia menyerahkan diri setelah berdoa di Taman Getsemani, keringat-Nya seperti titik-titik darah (Luk. 22:44). Ada dua tafsiran mengenai hal ini: bisa deras seperti darah, bisa juga berwarna seperti darah karena hermatidrosis - pembuluh darah di bawah kulit-Nya pecah karena ketegangan yang luar biasa. Saat itu, malam itu, Dia diadili, dipukul, diludahi, ditampar, ditendang, diolok-olok, dipermainkan, hingga sekujur tubuh-Nya babak-belur, dan kemudian juga disesah - dipukuli dengan cambuk sehingga sekujur tubuh-Nya penuh luka dan berdarah. Begitu buruk rupa-Nya, sehingga bukan seperti manusia lagi. Itu belum puncaknya, sampai Dia dipakukan di kayu salib di puncak Golgota. Dosa isi dunia ditanggungkan atas-Nya. Dia yang tidak berdosa dijadikan berdosa karena kerelaan-Nya, supaya kita dibenarkan (2Kor. 5:21). Yesus berseru dengan suara nyaring, “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Kau tinggalkan Aku?” Kita tidak bisa mengerti mengapa Allah bisa meninggalkan Allah. Mengapa Allah dalam persekutuan yang kekal itu mengalami suatu perpisahan? Tetapi yang kita mengerti adalah melalui perpisahan itu, kita yang tadinya berpisah dari Allah, boleh dipersekutukan lagi di dalam Kristus.” Perpisahan itu menggambarkan penghakiman, penghukuman yang kekal. Kita memang seharusnya dihukum kekal, permanen. Tetapi Kristus menggantikan kita, supaya kita bisa dilepaskan dari penghukuman Allah. Murka Allah ditimpakan kepada Kristus untuk memuaskan hati Allah.
Alkitab mencatat dalam kata propisiasi, dalam Roma 3:25 tadi, Kristus ditentukan menjadi jalan pendamaian. Kata propisiasi berbeda dengan kata rekonsiliasi yang berarti pendamaian. Sering digambarkan bahwa antara Allah dan manusia ada suatu tembok yang tidak bisa ditembus, lalu tembok itu dirobohkan dengan salib Kristus; ini adalah rekonsiliasi. Penghalang yang membuat perpisahan dihilangkan, sehingga yang terpisah disatukan kembali. Tetapi propisiasi itu menggambarkan Allah yang murka. Murka-Nya tidak bisa dihentikan dan menuntut semua manusia dihukum selama-lamanya. Murka-Nya hanya bisa dihentikan oleh satu, korban yang memuaskan Dia. Hanya satu saja yang dapat memuaskan, yaitu Kristus, korban yang bisa menghentikan murka Allah sekaligus membuat Allah tidak lagi menghukum karena Dia puas. Kristus satu-satunya jalan, tidak ada yang lain. Melalui kematian di kayu salib, Dia merobek tirai pemisah. Dia menebus. Dia membayar hutang dosa kita. Kita yang terjual di bawah kuasa dosa, kita yang berhutang di hadapan Allah, Kristus membeli kita ulang dengan membayarkan diri-Nya sebagai pengganti. Dialah yang memberikan kita hidup, yang menjadikan kita hidup, memberi kita hidup yang kekal. Hidup yang kekal, bukanlah hidup selama-lamanya. Hidup yang kekal adalah hidup yang digabungkan dengan Allah kembali, bersekutu atau berelasi dengan Allah, union with Christ, disatukan dengan Kristus. Dan ini tidak bisa dipisahkan. Kita bisa mati secara fisik, tetapi saat kita mati secara fisik, persekutuan ini tidak berakhir. Nanti dibangkitkan, tetap ada persekutuan dengan Allah. Maka Paulus berkata, “Aku yakin bahwa hidup maupun mati, pemerintah yang sekarang maupun yang akan datang, makhluk lain, atau kerajaan angkasa, tidak bisa memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.” (Rom. 8:36-39). Satu kepastian keselamatan telah diberikan.
Yohanes 3:16 :
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Amin.
0 komentar:
Posting Komentar