Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 104; Yakobus 1; Yehezkiel 11-12
Keselamatan yang Anda alami bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan telah memilih Anda jauh sebelum Anda memilih-Nya. Dialah inisiator pertama. Dalam Alkitab terjemahan Kabar Baik dikatakan seperti ini: “Anda dipilih sesuai dengan tujuan Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 104; Yakobus 1; Yehezkiel 11-12
Keselamatan yang Anda alami bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan telah memilih Anda jauh sebelum Anda memilih-Nya. Dialah inisiator pertama. Dalam Alkitab terjemahan Kabar Baik dikatakan seperti ini: “Anda dipilih sesuai dengan tujuan Allah.”
Mengapa Tuhan memilih Anda dan saya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya? Karena Dia adalah Tuhan yang hakekatnya adalah kasih. Dia adalah Tuhan yang penuh kasih karunia. Semakin Anda menyelami kasih-Nya, Anda akan semakin terkagum-kagum kepada-Nya. Apakah Anda layak untuk diselamatkan? Tidak sama sekali. Apakah Anda layak masuk sorga? Tidak mungkin. Apakah Anda cukup baik untuk menjadi bagian dari keluarga Allah? Tidak. Namun sekalipun demikian, Dia tetap memilih Anda. Dan hal itu adalah sebuah kabar baik bagi kita.
Atas dasar apakah Tuhan memilih kita? 1 Petrus 1:3 berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Tuhan memilih kita berdasarkan kasih dan rahmat-Nya yang besar, bukan berdasarkan apa yang kita lakukan.
Dengan kekuatan kita, maka kita tidak mungkin diselamatkan. Kita tidak akan cukup baik, kita tidak akan pernah mencapai standar kesempurnaan-Nya. Keselamatan yang kita terima hanya karena kasih karunia Tuhan saja. Tuhan sang Pencipta Alam Semesta berkata, “Aku ingin kamu menjadi bagian dari keluarga-Ku.” Jika hal ini tidak membuat Anda bersemangat, maka Anda harus memeriksa urat nadi Anda. Tapi jika Anda masih hidup dan bernafas hari ini, maka bersukacitalah atas keselamatan yang telah Ia karuniakan dalam hidup Anda.
Karena pengorbanan Kristus, Anda telah dilayakkan untuk menjadi anak Allah.
Mengampuni dan melupakan
Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Matius 18:21
Jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan orang yang dunia, kita maklum. Namun bagi orang Kristen mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.
Mengapa demikian? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang memungkinkan kita dapat mengampuni orang lain. Tertulis demikian: “...dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,.. . Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung telah dibayar penuh oleh Yesus Kristus di kayu salib. Murka Allah ditimpakan kepadaNya, Dialah yang menggantikan tempat kita. Darah Yesus membasuh dan menyucikan kita dari dosa.
Ketika ada kesalahan atau kejahatan dilakukan oleh pihak lain, kitalah yang harus berinisiatif terlebih dulu untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kita, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,” (Efesus 4:31-32a). Bagaimana kita bisa melakukannya? Pertama, kita harus memusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Renungkan betapa besar rahmat yang sudah dilimpahkan Tuhan kepada kita seperti kata Daud, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,” (Mazmur 103:2-3a). Kedua, selesaikan dengan jujur semua kemarahan yang kita rasakan terhadap orang lain, lalu melupakannya. Memang tidak mudah! Namun Tuhan akan tolong.
Mengampuni tanpa melupakan itu seumpama kasih yang bersyarat, namanya bukan pengampunan !
Jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan orang yang dunia, kita maklum. Namun bagi orang Kristen mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.
Mengapa demikian? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang memungkinkan kita dapat mengampuni orang lain. Tertulis demikian: “...dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,.. . Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung telah dibayar penuh oleh Yesus Kristus di kayu salib. Murka Allah ditimpakan kepadaNya, Dialah yang menggantikan tempat kita. Darah Yesus membasuh dan menyucikan kita dari dosa.
Ketika ada kesalahan atau kejahatan dilakukan oleh pihak lain, kitalah yang harus berinisiatif terlebih dulu untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kita, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain. “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni,” (Efesus 4:31-32a). Bagaimana kita bisa melakukannya? Pertama, kita harus memusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Renungkan betapa besar rahmat yang sudah dilimpahkan Tuhan kepada kita seperti kata Daud, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu,” (Mazmur 103:2-3a). Kedua, selesaikan dengan jujur semua kemarahan yang kita rasakan terhadap orang lain, lalu melupakannya. Memang tidak mudah! Namun Tuhan akan tolong.
Mengampuni tanpa melupakan itu seumpama kasih yang bersyarat, namanya bukan pengampunan !
0 komentar:
Posting Komentar