“Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Lukas 6:37.
Alexander Puerta telah melihat lebih dari sekedar tragedi yang dialaminya. Dibesarkan pada semua pertanian kecil di Urabá Wilayah utara Kolombia. Ia berusia 17 tahun saat ayahnya dibunuh oleh seorang tetangga yang marah.
Pada usia 19 tahun, Alex hampir mati karena malaria. Ia memanggil seorang penginjil Kristen untuk berdoa baginya dan dia mengalami kesembuhan yang ajaib. Dan itu membuktikan kepadanya untuk menerima Kristus. dia pun segera menjadi seorang penginjil yang sungguh-sungguh dan mengambil pekerjaan di perkebunan pisang di Rancho Amelia Urabá.
Seorang tentara gerilya yang beroperasi di daerah tersebut keliru mempercayai bahwa Rancho Amelia menyembunyikan Skuad Paramiliter. Suatu pagi di bulan september 1995, mereka menyergap sebuah bus yang membawa buruh perkebunan, mengikat mereka dan melemparkan mereka ke dalam selokan dengan wajah di dalam selokan. Para gerilyawan kemudian melepaskan tembakan dengan senapan mesin ke arah para buruh yang tak berdaya.
Di tengah tembakan, peluru menghantam Alex Puerta di dasar mata kirinya, tengkoraknya retak dari dalam hingga tembus keluar, menghancurkan mata kanan dan pipinya. Hebatnya, Alex tidak kehilangan kesadaran, meskipun mengalami rasa sakit yang luar biasa dan hampir tercekik dalam darahnya sendiri.
“Para gerilyawan turun dari barisan untuk menemukan mereka yang masih bergerak, menyelesaikan dengan sabitan parang ke leher,” kenang Alex. “Mereka tiba di saya dan saya mengatakan kepada mereka bahwa Kristus mengasihi mereka.” “Yang ini masih hidup!” kata mereka, lalu memukul saya dua kali dengan sangat keras. Mereka mematahkan dua gigi saya dan memotong cuping telinga saya, tetapi parang tidak dapat menembus leher saya. Kemudian mereka pergi meninggalkan saya.”
“Pada saat itu saya mendengar sebuah suara berkata, “berjuanglah untuk hidup!” saya merasa seperti ada sesuatu kekuatan. Ketika bantuan datang, mereka menemukan saya sedang duduk.” Alex hanyalah korban pembantaian yang bertahan hidup. Dua puluh lima orang rekan kerja Rancho Amelia, termasuk perempuan-perempuan, terbaring tewas di celah karang.
Bertahan hidup itu begitu sulit. Alex menjalani lima operasi untuk membangun kembali wajahnya yang hancur. Dokter mengatakan kepadanya bahwa ia tidak akan pernah dapat melihat lagi. Ia ingat bulan-bulan yang panjang selama pemulihan dengan tidak ada apapun yang dapat dilakukan tetapi hanya duduk di rumah dengan ditemani seekor anjing keluarga.
Saat ini Alex berfungsi sebagai pendeta sukarela persekutuan di penjara, ia berkhotbah di mimbar pelayanan di lembaga pemasyarakatan nasional Bellavista dan mengkonselingkan para narapidana. Dia membagikan Injil kepada beberapa narapidana yang merupakan bekas tentara gerilya. Setidaknya, ia telah mendapat pelajaran, bagaimana terlibat dalam pembantaian di Rancho Amelia.
Alex membiarkan ini diketahui bahwa ia telah mengampuni setiap penyerang yang telah membuatnya menjadi buta dan membunuh teman-temannya. “Jika seseorang memutuskan untuk mengikuti Yesus, dasarnya adalah pengampunan,” katanya. “ Tanpa pengampunan, tidak ada kehidupan Kristen yang nyata.”
Baru-baru ini, Alex menerima sebuah undangan dari Open Doors untuk menjadi pengajar teratur untuk seminar Standing Strong Through the Storm yang diadakan di seluruh Kolombia.Feedback dari para peserta seminar menunjukkan bahwa Alex sangat efektif dalam mengajarkan tentang pengampunan.
Respon: hari ini saya akan mematuhi Tuhan dan mengampuni setiap orang yang melukai saya.
Doa: berdoa untuk Alex sebagaimana dia mengajar seminar SSTS di Kolombia. Berdoa juga untuk para muridnya supaya dapat mengampuni juga.
0 komentar:
Posting Komentar