Sikap lain yang harus dimiliki oleh domba yang baik adalah percaya, berharap dan bersandar pada Sang Gembala itu. Domba yang baik harus percaya ke-butuhannya akan terpenuhi, ia tidak akan, bukan karena ia melihat banyak rumput dan air, tetapi karena ia melihat gembalanya. Banyak orang memang yakin bahwa ia tidak akan kekurangan. Tetapi alasannya salah. Misalnya karena orang tuanya kaya raya, karena depositonya di bank banyak, karena mempunyai pekerjaan yang baik, dll. Ini semua salah! Saudara harus yakin bahwa saudara tidak akan kekurangan karena Tuhan adalah gembala saudara!
Saudara mungkin yakin bahwa sau-dara tak mungkin tersesat. Tetapi mengapa yakin? Karena pendeta saudara orang yang hebat? Ini salah! Ayat 2-3 memberikan jawaban yaitu karena Tuhanlah yang mem-bimbing / menuntun saudara.
Maz 23-3 – “… Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Karena saudara adalah orang yang rajin belajar Firman Tuhan dan setia kepada Tuhan? Ini juga salah! Dalam ayat 3 ada kata-kata ‘oleh karena namaNya’.
Maz 23-3 – “… Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
New Century Version (NCV) - ‘…He leads me on paths that are right for the good of his name (untuk kebaikan nama-Nya).
New English Translation Bible (NETB) – “…He leads me down the right paths for the sake of his reputation (demi reputasi-Nya).
Maksudnya adalah Tuhan menjaga / menuntun kita karena semua itu berimbas pada kebaikan / reputasi-Nya. Ia dikenal sebagai Gembala yang baik. Jikalau ada domba yang sampai hilang/tersesat maka rupatasi dari gembala yang baik itu akan rusak. “Apa kata dunia?” Tuhan sudah berjanji bahwa Ia akan menjaga domba-domba-Nya dan Ia pasti melakukan itu karena Ia sementara mempertaruhkan reputasi-Nya di sana. Jadi Tuhan memimpin kita karena diri-Nya sendiri. Alasan mengapa ia memimpin kita terletak bukan pada diri kita, tetapi pada diri-Nya sendiri!
Saudara yakin takkan hancur / celaka dalam kesukaran / bahaya. Tetapi mengapa yakin? Jangan yakin hal itu karena kekuatan saudara sendiri atau pun kekuatan orang lain. Ayat 4 memberikan dasar keyakinan yang benar :
Maz 23:4 – Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Jadi ‘Engkau’, ‘gada’, ‘tongkat’ inilah yang melindungi domba. Kalau saudara menjadi domba yang matanya terus diarahkan kepada gembala (selalu bersandar dan berharap kepada Tuhan), maka saudara akan merasa aman! Rasa aman ini terlihat dari :
Ayat 4 : domba itu ‘berjalan’ dalam lem-bah bayang-bayang maut.
Maz 23:4 – Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, …”
Perhatikan bahwa ia bukannya lari terkencing-kencing karena ketakutan, tetapi berjalan dengan santai! Banding-kan ini dengan :
Ams 28:1 – “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda”.
Maz 27:1 – ‘…TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, ke-pada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?
Maz 46:2-4 – (2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai pe-nolong dalam kesesakan sangat terbukti. (3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gu-nung-gunung goncang di dalam laut; (4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.
Maz 46:2-4 – (2) Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai pe-nolong dalam kesesakan sangat terbukti. (3) Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gu-nung-gunung goncang di dalam laut; (4) sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.
Ayat 5 : ia bisa makan dengan santai padahal ada musuh. Ia merasa aman di tengah-tengah bahaya / musuh.
Maz 23:5 – “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; …’
Jadi semua rasa takut akan hilang kalau mata iman saudara diarahkan kepada Sang Gembala itu! Tapi persoalannya adalah maukah saudara mengarahkan mata sau-dara kepada Sang Gembala itu dalam hari-hari hidupmu?
- AMIN -
0 komentar:
Posting Komentar